Monday, 8 May 2023

Thoughts

 Words can't even comprehend the thoughts that people are having in their mind sometimes. Not even myself, could ever describe my own, at this right very moment. The sense of loneliness and apart, are shredding me into pieces left to die. Tearing 'us' apart from each other.


Emotions every where, and yet being kept secret from each other. Was it supposed to be this hard? Perhaps not, however, I couldn't let it go. I would never let her go! Honestly, I want to make it better between us.


I could never forget the moment she denied me, as if the regression was long ago at it's very peak. And yet I didn't got the 'memo'. It is obvious that, the heart could never have the strength, to bare the pain and anger that were pent-up inside for years. It made me sick to the stomach, thinking; "Wasn't I good enough?!","Am I 'that' pathetic to you now?!!". Fuck, why is this happening to me?!


For the love of...! It hurts, it really do, y'know? To have to kept it to yourself. Just because of I am the one with a dick. Although it's crystal that; you're the fucked up one! (sighs). Just give up, give up the sketching! Because if putting the blame on someone counts from the start, then I pointing the finger onto myself. Because, the choices that I've made in past could've been totally different, should've been different! If I were to know, I wouldn't ever chose to met them up that night. And I wouldn't've ever met you in the first place. Hence, would never ever have the slightest care for you!!






























But then, you would never ever read the writings of mine to the end, even though you kept on insisting me to write in the first place. And I never have could able to figured out why? Whatever. If you're reading this, you must know that those are just the glimpse of the "expressible" thoughts that I should bring myself to write about 'us'. Just to make 'it' healthy. Get it? Of course you don't, you cunt. And I do have to admit that sometimes, you do. Because as a writer, I don't really wanna have to tell you. We despise the feelings to have to speak-out our mixed-feelings. The ideas of killing, the regret of falling in love, the lust for pride, y'know all them bullshit...we'll just write it. Mainly, because it's permanent, hence we would never ever have to take it back. Just, don't make me fucking regret about us, because these are my thoughts.


Wednesday, 6 May 2015

Puisi : Purnama Yang Mengambang


Purnama yang mengambang,
Penuh tanpa cela,
Sedikit pun pada bulat bentuknya...
Silaunya terang dimata,
Meski teman,
Sudah menjengah dari Timur,
Langit kelam berubah corak,
Dari tadi tampaknya indah,
Kini rupanya,
Sayu meninggalkan malam,
Awan kelabu,
Sungguh kuning ketakutan,
Menganggap nanti,
Tiada sudahnya,
Namun Hari berbisik,
Memujuk lembut pada Langit dan Awan,
"Jangan engkau khuatir,
Setiap hari,
Ada malamnya,
Purnama akan menjelma jua,
Janganlah engkau khuatir,"
Langit tersenyum biru,
Awan memutih gembira,
Purnama malam akan kembali,
Meski Hari diberi...

(Jikalau anda adalah seorang yang luas fikiran, cuba dalami makna puisi tulisan saya ini...Ketahuilah yang saya ingin mencari Kaum Yang Hilang...bukan sekadar tulisan sahaja untuk kali ini)

Wednesday, 18 February 2015

PROlog: Lagu Raya di Utara Tanah Air (part 2)

"So kau sure kau tak nak balik cuti ni?"tanya kawan baiknya Syafik apabila Ryan sedang menyedut sisa bahan bakaran tersebut untuk kali yang ke-13. Pada awlanya, Ryan agak tersedak kerana terkejut akan kehadiran kawannya itu. Namun setelah beransur pulih, Ryan menyedut asap rokok itu untuk kali yang ke-14 dan menghembus asap dari dalam dadanya itu dengan nada yang deras dan berat, seolah-olah dia bergolak antara ingin menjawab ataupun memberi respon yang sama semenjak dari tadi, iaitu muka "forced-smile"(bombastik sikit).
                    "Beb, aku tanya ni...jawab la,"tanya Syafik lagi setelah fed-up dengan penungguan respon Ryan yang boleh bantai termenung pula. Ryan yang dari tadi memikirkan cara untuk menjawab soalan rakannya itu tanpa disedari telah termenung seorang diri pula,"Eh....sorry mengelamun pulak aku("^,^ )....takde la..." jawab Ryan lantas dari tersedar dari lamunannya sebentar tadi."Apa yang takde-nya?"respon Syafik atas jawapan Ryan itu dengan raut wajahnya yang seolah-olah berbisik 'Aii...Ryan ni dah mula dah Ba-Alif-'Ain-Alif-'Ain dia ni...hampeh("-___-)'. Bahagian kepalanya yang tidak terasa gatal itu digaru-garu dengan ekspresi muka yang tersengih sejibik kerang busuk dilontarkan ke arah pandangan Syafik dan bertanya,"Apa kemende yang kau tanya tadi ek??hehehe". "Ryan, walaupun kita ni baru kenai...tapi aku tau sangat bila kau ni ada problem....cuba citer kat sebab apa kau tak hendak nak balik cuti ni?"kata Syafik yang berasal dari Sabah tapi cuba bercakap Utara namun gagal...segagal-gagalnya("-_-). Ryan tersenyum. Senang hatinya mengenangkan dia empunya rakan-rakan seperti Syafik.....Tidak semana-mana, Ryan mula mengelamun lagi...lamunannya kini berisikan ulang tayang akan perbalahannya dengan ibu kandungnya 2 malam lalu....
                     "Zakaria Raihan, I've told you right? This year I'm not going back to Kedah for Eid...I have a lot of work here in KL," kata Liya menerusi ganggang telefon bimbit milik Ryan. "But Mama, everyone here is going back for Raya la....takkan abang nak duduk sini seorang-seorang? Thus, what about Raz? Where is he now?" balas lembut Ryan namun dalam hatinya tetap sebak memikirkan kenyataan ibunya itu...walaupun syaitan kuat membisikkan untuk belaku derhaka terhadap ibunya, namun 'hati terang'-nya tetap kuat bersabar...'Bukannya tak boleh cuti sekejap? Tambah pula, company tu kan? Company arwah Papa? And she's the one who takes over the company for now kan? Serabutlah Mama ni...' bisik 'hati gelap'-nya namun tidak akan pernah dia melepaskan kata-kata itu tehadap ibu kandungnya, Liya Yusuff. "Raz? He's fine....he'll be here with me for this Eid ul-Fitr...about you? I hope you could be our vice for this year..could you? Please sayang?"balas Liya dengan nada sambil lewa pada awalnya, dan disudahi dengan nada manja yang meremukkan lagi hati Ryan dengan sikap ibu kandungnya.
                       Liya merupakan isteri kedua kepada Allahyarham Dato' Zainuddin...Isteri pertama arwah telah meninggalkan arwah sebelum kelahiran Ryan atas sebab-sebab tertentu yang tidak pernah diterangkan kepada Raihan dan adik kandungnya, Razwan. Tetapi, kata ibunya isteri arwah masih lagi hidup namun tidak dapat dikesan oleh mereka semua. Setelah kematian Allahyarham Zainuddin, sikap Liya mula melampau-lampau di mata Ryan...setelah hak Syarikat Zahra Sdn. Bhd. dimiliki olehnya sementara menunggu umur Ryan mencukupi 21 tahun untuk mengambil alih hak syarikat sepenuhnya, Liya mula naik ego-nya tinggi melangit...Raz yang sejak kecil lagi sangat mesra dengan arwah suaminya...mula diketepikan dengan terang tanpa sebab, Raz dimasukkan ke Sekolah Berasrama Penuh tanpa kehendak tuan empunya diri...membuatkan Ryan mula mensyakikan sesuatu yang tidak kena dengan Liya...namun siapalah dirinya untuk berburuk sangka terhadap ibu kandungnya sendiri? "OK-lah Ryan, I'm exhausted...banyak meeting dari pagi tadi...I'm going to sleep now...goodnight and please consider to Kedah this Eid kay sayang? For me...bye," talian mereka diputuskan oleh Liya tanpa menunggukan balas dari Ryan......atau sekelumit kata-kata cinta akan anak sulungnya itu yang jauh di Utara Semenanjung.
                        Aduiihh!! Tersentak Ryan apabila celah antara jari telunjuk dan jari hantunya terasa panas dari bara tembakau rokok yang dihisapnya dari tadi...rokok itu yang hanya tinggal putung yang sedikit terbakar pada hujungnya dan sedikit lembab pada sebelah hujung yang bertentangannya terlepas dari jari Ryan....setelah mencium tanah, gergasinya kaki manusia yang membakar 'isi' ku dan menghisapku hingga tinggal hujung nyawa memijak saki-baki diri ini, setelah puas 'meratah' sisa-sisa diriku yang mampu membunuh manusia itu. Umpama 'bersyukur' pabila memperoleh diriku, namun 'mengkeji' ku pabila puas menyeksa diri, demi sebab-sebab yang ALLAH yang tahu(autobiografi rokok itu).....Ryan mendongak menatap wajah Syafik sambil tersenyum dan berkata" Nantilah aku citer kay?"dengan nada yang tenang dan mesra, seolah-olah bebannya telah ditiup habis kelangit menerusi kepulan asap dari dalam hatinya itu tadi.

[ Maaf atas kelewatan untuk menyambung...maklumlah manusia biasa...banyak pulak pekara yang berlaku dalam 'hidup' ini :P, harap anda yang membaca enjoy dan sudi memberi cadangan dan komen anda terus, jangan pendam-pendam ;) ]

Sunday, 10 August 2014

MoNolog: Puisi Untuk-MU....


Hai Melayu!

rumahmu semua dibina indonesia,

ekonomi pula dikuasai cina,

golongan profesional semuanya india,

warung makan pun, mamak dan siam yang berkuasa,
warga bangla pula menjadi JaGa,

orang Nepal yang menabur baja,

orang pakistan usung karpet jaja merata,

lalu melayu ada apa?

harapkan ustaz, saling menyesat,

harapkan hiburan, lagi best filem barat,

harapkan bahasa, banyak telah bertukar kesat

harapkan tulisan, jawi pun mereka hambat,

harapkan tanah, banyak digadai kepada korporat!

Hai melayu!

masih mendabik menjadi tuan?

sibuk mahu menjadi tuan,

rupanya kerja kelas bawahan,

ditipu mentah orang atasan,

konon perjuangan ini untuk kalian!

kerja sikit, sembang kencang,

banyak rungut, sikit rancang,

siapa tegur, dituduh lancang

duduk warung, gigit kacang!

Hai melayu!

konon kau pantang dicabar,

konon kau tangkas menyambar,

tapi cuma indah khabar,

rentakmu makin lama makin hambar

kau melayu aku pun melayu,

aku menulis bukan cemburu,

aku mahu engkau tahu,

kenapa melayu tak macam dulu.....

Hai melayu!

jari mu hebat bertutur di facebook alam maya,

bila berdepan ekonomi semasa kau tidak ber daya,

kau cuma tahu ber gaya,

Hai melayu!

kau melaung-laung di jalan raya,

bagi tahu kepada dunia ini bumi aku yang punya,

pada hakikat ia digadai kepada sepet yang kaya!

Hai melayu!

kerana hendak bergaya kau gadai pusaka,

bila dah kaya kau jadi puaka,

ini tandanya kau sudah derhaka!

Hai melayu!

sedarlah bangsa ku,

buka lah minda mu,

bersatulah bangsa ku,

kerana malaya bukan lagi milik mu !

aku pun melayu,

engkau pun melayu,

bodoh sombong harus di tepis,

riak,bongkak dan hasad dengki sesama bangsa harus guris,

bersatulah melayu kerana agama, bangsa, moyang-moyang yang telah berjasa,

kerana ini mungkin peluang akhir bangsaku untuk negara, berjasa dan berkuasa.....

SELAMAT HARI MERDEKA - MALAYSIA 57



(Untuk pengetahuan semua pembaca aku dilahirkan pada hari kemerdekaan Malaysia, justeru puisi ini sangat aku kagumi dan aku harap anda semua menghayati maksud-maksudnya yang jelas tersurat di puisi ini...selamat membaca^^ )

Saturday, 26 July 2014

PROlog: Lagu Raya di Utara Tanah Air (part 1)

"Selamat...Hari Raya~Kepada saudara serta saudari~..."lagu itu tiba2 saja kuat berkumandang di dalam kereta Viva yang di sewa oleh Raihan(Ryan) sejak petang tadi...sesaat saja mindanya dapat memproseskan input tersebut, terus Ryan.."Lagu raya lagi....mentang2 3 hari lg nk raya ni...huh!~"menyampah betul dirinya terhadap kenyataan itu....Ryan memang terlalu sibuk dengan assignment2nya yang perlu dihantar selepas Mid-Term Break ini. Justeru itu, Ryan terasa malas untuk pulang beraya bersama keluarga untuk tahun ini, walhal hakikatnya tahun ini adalah tahun pertamanya di UniMAP...
                       "Ryan jom, semua dah cukup...nanti tak sempat pula nak berbuka...takut2 jam pula nanti kat Kangar tu..."kata Puteri yang mengajak meraka semua untuk berbuka bersama sebelum semua pulang ke kampung halaman masing2."Alaa...nak rush2 buat apa?baru pkol 6.30...kalau jam tu memanglah...nama pun Pekan kot?"jawab Ryan dengan muka yang kelat. Syafik yang dari tadi memerhatikan tingkah laku Ryan sejak dia memasuki kereta tadi mula risaukan kawannya itu terus bertanya,"Beb, kenapa dengan kau ni?macam tension saja?"tanpa memberikan apa2 jawab dan hanya tersenyum pasrah, Ryan terus memulakan perjalanan mereka ke Kangar. Viva itu dipandu dengan cermat oleh Ryan atas dasar penumpangnya adalah Syafik, Puteri, Sue, serta Ain...2 lelaki dan 3 perempuan....tambahan pula minyak kereta pun bukannya banyak untuk dia nak pandu laju2 untuk lepas tekanan sempena Hari Raya nanti.
         Hampir 45 minit perjalanan ke Kangar dari tempat kediaman mereka, sepanjang perjalanan mereka bersembang-sembang kosong untuk mematikan kebosanan dalam perjalanan tersebut."Ni nak masuk kanan ke kiri ni??jangan bagi direction lambat2...nanti nak U-turn pula.."soal Ryan kepada Ain dan Puteri kerna restoran yang mereka akan pergi itu adalah idea mereka berdua."Ni ni sini!Masuk kanan ni, kalau kau masuk kiri tu kau nak pergi Pauh...kau nak buat apa??Dah tak sabar nak study balik?"perli Puteri kepadanya...Ryan tersenyum pasrah seketika sambil setereng kereta Viva itu ligat dipusing-pusingkan untuk memasuki jalan yang diarahkan oleh Puteri dan Ain tadi...
       Setelah selesai berbuka, Ryan meminta izin untuk ke depan restoran sekejap...Syafik dan Puteri sudah faham mengapa, mereka sudah mati kutu untuk menghalangnya dari terus melaku pembaziran itu, tetapi tetap juga Ryan berkeras untuk terus merokok.Kling!(pemetik api dinyalakan) putung rokok Dunhill sudah baik diketuk supaya tembakaunya terasa mampat dan padat,(lagi syiokk!) api dihalakan pada hujung rokok itu setelah dikepit rapi pada bibir Ryan....sedutan pertama dibuat sepuas-puasnya untuk mengaburkan segala sesak didalam dada Ryan dengan asap itu....hembusan seterrusnya dilepaskan perlahan-lahan upama dapat melepaskan segala yang terpendam didalam hatinya dalam jisim asap itu."Ryan~Ryan...apalah lagi masalah yang nak jatuh atas kau lepas ni?"keluh Ryan seorang diri.


(Prolog ini akan disambung sebelum Raya Pertama..jadi harap dapat menantikan sambungannya ya rakan2?)

Monday, 21 July 2014

MoNolog; Duniaku Yang Baharu, Tidak Kenal Yang Lama

     Assalamualaikum dan salam sejahtera kepada pembaca semua, pada kali ini saya ingin berbicara tentang isu masyarakat kita kini, yang sudah terlalu banyak melupakan budaya-budaya yang indah kita pada zaman dahulu...maksud saya pada 'masyarakat kini' itu adalah....haih~nak cakap pun saya segan...anak-anak Gen-Ylah ya?

     Tetapi kalau difikirkan semula...tiada salahnya pada kami...kerana sejak kecil lagi orang-orang dewasa disekeliling kita mendidik untuk 'mengagumi' atau 'merespect-lah'...hehe...negara-negara maju diluar sana bukan?Walaupun tidak kesemuanya berbuat begitu, namun ditanah yang mengamalkan demokrasi ini...mengikut majoritinya, dewasa-dewasa sekeliling saya pada waktu saya membesar dahulu banyak yang berbuat begitu....mahupun guru-guru, idola-idola, abang, kakak senior lawa, yang saya minat dulu itu pun berbuat begitu...bukannya salah, namun bagi saya kurang pendedahan pada budaya kita sendiri adalah pekara yang sangat mengaibkan masyarakat kita sendiri, bukan begitu?

     "Jikalau anu panjang keringking, janganlah nak berdebat..."pernahkah anda, rakan-rakan sebaya saya ini mendengar perpatah ini???Pada mulanya saya hendak tergelak pun ada...namun ia adalah perpatah yang lama...perpatah dari suatu kampung di Utara Tanah Air...hinggakan bila ditanyakan  pada guru saya pun, digelakkan saya pula....tapi saya masih belum dapat jawapan sahih bahawa perpatah ini betul atau tidak...kerna saya dapatnya pun dari seorang pak cik yang umurnya dalam lingkungan 70'an juga...takut-takut saya diperli pula...huhu~


    Tuntasnya, kita sebagai masyarakat yang muda ini perlulah menuntut lebih tentang budaya, bahasa, dan adat resam masing-masing..dan kalau 'sempat' ambillah tahu juga tentang bangsa-bangsa yang lain juga...kerna kita di Malaysia ini hidup dengan pelbagai kaum bukan??

"Ilmu ini luasnya lebih lagi dari air laut...kerna Allah S.W.T yang telah mencipta segalanya,
   Segalanya yang kita nampak, sehinggalah segalanya yang kita sudah tahu dan beriman...."

Sunday, 20 July 2014

MoNolog; Diam-diam...Bukan Gaya Aku

         Assalamualaikum, dan salam sejahtera....sudah lama blog ini aku tidak kemas kini bukan? Maklumlah, sudah terlalu banyak pekara yang berlaku dalam hidup aku sejak perpisahan Mama dan Papa...aku tidak boleh lari dari mengatakan bahawa kedua-dua pihak diantara mereka memang bersalah dari segi persepsi terhadap diri masing2...tapi apakan daya,"kalau dah makan garamnya terlebih banyak, maka degillah orang2 tua aku tu"...bukan?Segala nasihat aku tak lut langsung pada telinga mereka...bila aku berdiam diri...adikku pula yang menjadi mangsa....haih~bukan nak mengeluh mahupun menyesal...tapi aku cuma dah tak tahan dengan sikap orang2 dewasa era 20'an ini...anak2 muda punya kekhilafan sahaja yang silau sangat dimata mereka....sabar saja lah rakan2 sebaya ya??
 
        Justeru, aku mula bersuara...pendapat aku dikatakan 'kurang ajar', 'derhaka', dan ada juga 'tak sedar diri'...tapi aku memang sudah tekad untuk kekal 'mendada' mencegah persepsi buruk terhadap adik kandung aku yang seorang itu....tapi lantang bersuara aku pun ada batas2 juga ya?Janganlah ingat aku ini 'teruk sangat'...aku cuma memberontak saja...tidak lebih dari itu....aku dah tak kisah dengan kata2 orang lain...bukan ego, tetapi kental! Kalau hendak dibiarkan, maka melaratlah jadinya....
     
       Natijahnya, aku memang begini...kalau tidak setuju, maka berilah pendapat...kalau tidak faham, maka pergilah menuntut lagi Bahasa Melayu kita ini....ya??